Minggu, 15 Maret 2009

Terkadang kita berada dalam suatu posisi yang serba salah. Maju mundur terbentur, belok kiri atau pun kanan terbentur pula. Dengan memberanikan diri untuk meningkatkan harapan dan standar kehidupan pun kita bisa masuk kedalam suasana seperti diatas.
Bagaimana caranya menyikapi hal ini.
Prioritas utama adalah pindah dari suasana duka, kegagalan, ataupun penderitaan, dan memposisikan diri dalam kondisi berdaya. Dengan memposisikan diri pada schematika diatas, maka kita posisikan diri kita didaerah dan suasana yang positif, dan akan meningkatkan kemampuan mental kita pula.
SELALU BERSYUKUR : bersyukur adalah penyejuk hati dalam meningkatkan kemampuan mental kita.
JALANKAN MISI KEHIDUPAN : dengan berfokus pada misi kehidupan yang kita pilih itu akan membangkitkan semangat dan motivasi diri untuk melanjutkan dan meningkatkan perjuangan kita.
FOKUS UNTUK MEMBANTU ORANG LAIN : dengan membantu dan mendukung orang lain, otomatis kita membantu dan mengangkat diri kita sendiri.
DAHULUKAN BEKERJA DENGAN….: dengan akumulasi dan menumpuk sukses sukses kecil, kita akan lebih percaya diri untuk melangkah ke sukses sukses yang lebih besar agar dapat meningkatkan seangat dan motivasi diri pula.
Setelah kita bersemangat dan termotivasi lagi, kita masuk ke tahapan yang berikutnya :
DUKA – KEGAGALAN- PENDERITAAN : apapun cerita masa lalu tidaklah penting lagi saat ini.
Yang terpentingadalah apakah kita ingin pindah ( hijrah 0 habis – habisan kemasa depan yang kita dambakan ?
FOKUS DAN SASAR ULANG : tatap kembali sasaran dan kondisi yang anda dambakan itu.
DETERMINATION- JANJI HATI: Kondisi ulang keadaan kita “ Maju terus pantang mundur”
SEPENUH HATI / ALL OUT : Curahkan segala kemampuan dan dengan segenap hati anda bahwa apapun kondisinya, sekalipun terseok-seok, tertatih tatih, anda akan tetap maju.
FOKUS ULANG / RE-FOKUS : dan sekali lagi, tatap kembali sasaran dan kondisi yang and dambakan.
GOAL & KEBERHASILAN : Setelah anda memberikan yang terbaik dengan kemampuan yang ada saat ini, apapun hasil perjuangan anda, anda akan menrimanya dengan hati yang lapang, dan pada saat itulah anda dapat bertemu dan merasakan kebesaran Tuhan ….. Amien !
Bekerja sambil berdoa “ apakah doa kita terkabul, ditunda, diganti oleh Tuhan …. Kita tetap menang.
# Siapa yang Ingin Saya Temui:

Ilmu Untuk Diamalkan
Setelah saya memperhatikan, hanya sedikit para ulama dan kalangan terpelajar yang mempunyai kesungguhan. Di antara tanda kesungguhan adalah mencari ilmu untuk beramal, sementara kebanyakan dari mereka menjadikan ilmu hanyalah sebagai alat untuk mencari pekerjaan dan mengejar kedudukan. Mereka berbondong-bondong mencari ilmu agar diangkat menjadi hakim atau hanya ingin membuat dirinya sekadar berbeda dari orang lain dan merasa cukup dengan hal itu. (Imam Ibnu al-Jauzy).

Ilmu yang Bermanfaat
Marilah kita memohon kepada Allah ilmu yang bermanfaat untuk kita, karena itulah sumber pengetahuan yang baik. Tatkala kita memiliki ilmu yang berguna, kita pasti mengenal Allah dengan cara yang benar dan kita akan tergerak untuk bekerja sesuai dengan syariat-syariat-Nya dan dengan cara yang diridhai-Nya. Kita pun akan senantiasa dituntun kepada jalan keikhlasan. Asal-muasal segala sesuatu adalah ilmu, dan ilmu yang paling bermanfaat adalah melihat/ membaca perjalanan hidup Rasulullah dan para sahabatnya. Allah berfirman, "Mereka adalah orang-orang yang Allah beri petunjuk, maka ikutilah jejak hidayah mereka." (QS. al-An’am [6]: 90). (Imam Ibnu al-Jauzy)

Instrospeksi Diri
Kekurangan dan kelebihan seseorang akan tampak jika kita terus-menerus menginstropeksi diri. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Imam Ibnul Qayyim pernah membahas firman Allah Swt. yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa melihat apa yang ia lakukan untuk hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan." (QS. Al-Hasyr: 18). Imam Ibnul Qayyim mengatakan, bahwa perintah Allah dalam ayat tersebut mengandung anjuran kepada setiap orang untuk dua hal. Pertama, mengevaluasi diri masing-masing. Dan kedua, melihat dan menghitung apakah perbekalan yang telah ia persiapkan di dunia sudah cukup saat ia bertemu dengan Allah atau belum.

Jangan Berputus Asa
Janganlah berputus asa karena ia bukan akhlak kaum muslimin. Hakikat hari ini adalah impian hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan hari esok. Kesempatan masih luas dan unsur-unsur kebaikan masih kuat dan besar dalam jiwa kalian yang mukmin, meskipun tertutupi oleh berbagai fenomena kerusakan. Yang lemah tidak selamanya lemah, dan yang kuat tidak selamanya menjadi kuat. (Imam Hasan al-Banna)

Jiwa yang Senantiasa Sadar dan Waspada
Andaikata jiwa terus sadar dan waspada, maka ia akan terus melakukan yang terbaik. Jika tidak, maka ia akan terjebak pada perasaan bangga, ketakaburan, dan sikap meremehkan orang-orang lain. Akhirnya, ia akan berkata, "Aku telah memiliki segalanya, aku berhak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar